Langsung ke konten utama

Transisi

Masa transisi adalah masa yang menurut saya mendebarkan. Kita akan meninggalkan atau berpindah dari suatu hal, untuk menghadapi hal baru. Hal yang mungkin belum kita kenal, atau malah kadang sudah kita kenal tapi kita tak pernah merasa cocok.


Masa ini adalah masa penting yang sayangnya sering dipenuhi kekhawatiran. "Gimana kalau enggak bisa? Gimana kalau enggak cocok? Aduh kayaknya akan sulit," dan sebagainya. Pemikiran dan pertanyaan tersebut, tentu akan memengaruhi bagaimana cara kita dalam menghadapi sesuatu.
Kadang kita lupa bahwa hal yang akan kita hadapi mungkin saja secara garis besar sudah pernah kita alami sebelumnya. Hanya setting dan orangnya saja yang berbeda.


Dalam interaksi sesama manusia, kita masih sering mengedepankan rasa suka yang didasari asumsi. Misalkan kita berkelompok dengan orang yang kita anggap pintar. Kita akan begitu saja percaya padanya, karena kita suka dengan sosoknya. Kita lupa untuk mau mencoba berjalan beriringan dengannya, lalu menganalisis tingkat kecocokan dalam bekerja sama dengannya. Padahal dalam sebuah kerjasama, kecocokan ini penting, bahkan harus diciptakan.


Pada masa transisi, kita sering merasa takut dan akhirnya menomorduakan tuk mempersiapkan diri. Ibarat, kita mau berperang tapi kita sibuk memerhatikan gerak gerik lawan, sehingga kita tak sempat memersiapkan senjata untuk berperang.
Kondisi ini pasti terjadi. Belum lagi ujian ketika kita sudah mati-matian memilih tuk mencoba menghadapi, dan ternyata setelah dijalani memang tak cocok. Kecocokan itu bukan hanya satu aspek, jika kita mau mempelajarinya. Maka ketika kita berada pada lingkungan baru, jangan langsung membidik kecocokan, tetapi fokuslah pada fase mengenal dan memahami pola berpikir, bergerak, dan bekerjanya orang-orang di sekitar tempat 'baru' kita.


Dengan fokus pada mengenal dan memahami karakter tiap orang, kita akan menemukan di sudut mana kecocokan itu muncul. Kita perlu paham, orang yang bagus ketika ia kerja sendiri, belum tentu bagus dalam teamwork. Ini mungkin hal yang kurang baik. Tapi kita harus pahami bahwa ia memang tak bisa. Dengan karakter seperti itu, berilah ia ruang untuk bergerak.
Bahkan ada pula yang sibuk mengomentari orang lain. Hanya komentar. Sayangnya kita sering terjebak pada kondisi ini. Kita tahu bahwa ia tak punya kapabilitas untuk melakukan hal yang kita lakukan, tapi kita begitu saja mendengar dan memikirkan komentarnya.


Kekhawatiran dan kekecewaan perlu kita atur ritmenya. Pada masa transisi, dua hal tersebut sangat sering terjadi. Jangan sampai hal yang harus kita lakukan dan selesaikan jadi terhambat karena diri kita didominasi kekhawatiran dan kekecewaan.
Allah itu sesuai prasangka makhlukNya.
Allah itu berikan cobaan yang sesuai dengan kapasitas makhlukNya.
Allah itu percaya padamu, maka Dia berikan segala kondisi yang sering kali tak sesuai keinginanmu.
Allah itu menempa agar kamu kuat, bukan agar kamu meragu dan memilih menyerah.
Kita takkan punya energi tuk menghadapi jika hanya sibuk meratapi.


30 Agustus 2015,
Untuk teman-teman yang masih sering khawatir dan merasa terlalu banyak dikecewakan :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...