Langsung ke konten utama

Tiada Alasan.

Dua hari setelah ulang tahun yang ke-22, pagi ini, lagi-lagi saya bertanya pada diri sendiri tentang tujuan dan pencarian. Sesungguhnya, apalagi yang dicari? Apa yang dijadikan tujuan? Manusia diciptakan untuk menyembah terus belajar bertaqwa padaNya. Tujuan akhir dan pencarian, tentu saja ridlo Allah yang maknanya kerelaan Allah. Betapa Allah rela jika kita melakukan sesuatu. Maka, untuk menjemput ridloNya kita perlu memastikan bahwa Allah rela melihat kita-sebagai makhlukNya- melakukan hal baik.

Hal baik itu tentu luas. Mengembangkan diri, berbagi, dan bermanfaat untuk orang-orang di sekitar kita. Tentang ridlo, Allah seringkali menampakkan kerelaannNya dengan segala nikmat yang begitu mudahnya Dia berikan. Saya sering tak habis pikir. Kenapa Allah terlalu baik. Banyak hal yang bahkan tak saya minta, dikabulkanNya begitu saja. Begitu saja bagi Sang Maha Memiliki.

Selama 22 tahun hidup, sampai pagi ini, saya sampai tak mampu mencari alasan untuk tidak bersyukur. Apa yang mau dikeluhkan jika Dia begitu setia mendampingi kita? Rasanya tidak ada. Hampir 22 tahun juga, tiap waktu Dia menggetarkan hati, membuat terperanga dengan pemberianNya. Ada kalanya kita memang perlu meninjau masa lalu, bukan hanya meninjau yang telah kita lakukan, tetapi juga mengingat segala hal yang telah Allah berikan.

Kemarin, ada seorang teman bertanya, "Kamu make a wish, lah. Doa apa gitu buat ulang tahun". Saya jawab bahwa saya bingung mau berdoa apa karena sudah banyak sekali yang mendoakan begitu indah. Saya hanya ingin mengamini semua doa dari rekan-rekan sekalian.

Kala doa-doa itu muncul sayapun merenung. Betapa kuat energi habluminannaas dalam kehidupan di dunia yang tentunya akan berpengaruh di akhirat. Lagi-lagi saya tidak punya alasan untuk lebih banyak mengeluh ketika senyatanya saya dikelilingi orang-orang hebat yang penuh kasih.

Doa paling banyak tahun ini tentu saja tentang pendamping. Bagi Allah Yang Maha Mendampingi, manusia diciptakanNya memang untuk saling mendampingi. Sebagai perempuan, naluri untuk mendampingi daripada memimpin ummat rasanya harus kita syukuri dan amini. Saya mengamini sepenuh hati, selayaknya rekan-rekan mendoakan di hari lahir saya.

Sekali lagi, saya tak punya alasan untuk lebih memilih lebih banyak mengeluh karena kalian yang terus menguatkan. Terimakasih banyak, semoga Allah meridloi segala langkah kita. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...