Langsung ke konten utama

Hai, Pembebas!

Manusia yang 'berjalan' dengan akal, rasanya masih 'pincang' jika hati tak ikut berperan. Tahun demi tahun berita tentang kabut asap di beberapa daerah di Indonesia tak kunjung selesai.

Tahun ini, entah sudah berapa orang yang meninggal, dan berapa pula orang yang harus hidup dengan risiko tinggi. Keadaan ini tentu saja menimbulkan keprihatinan. Namun yang paling utama, menimbulkan kegalauan.

Seorang rekan yang tinggal di Kalimantan Selatan sering berbagi foto keadaan di sana, yang tak jarang kabut asapnya lebih dominan daripada sinar matahari dan hijaunya rerumputan.

Lalu ada pula yang sedang merantau dan keluarganya harus menghadapi kabut asap yang makin pekat. Sedih? Ya jelas. Lalu yang lainpun merasa gregetan dan berpikir, apa yang dapat kita lakukan dari jauh?

Sekumpulan anak muda yang risau memerhatikan polemik asap ini akhirnya bergabung dan berpikir bersama. Tanpa diminta apalagi dipaksa, masing-masing langsung berperan pada bidang yang memang sesuai passion. Ini pula yang menjadi energi pergerakan. Ketika orang-orang satu 'jalan' langsung mau berperan.

Berdiskusi siang malam dengan bekal layar dan internet, akhirnya tercetuslah platform yang ingin berperan untuk mengedukasi, berkolaborasi, dan pusat donasi tentang masalah asap. Yap, akhirnya bebasasap.org sudah dapat diakses secara meluas.

Kumpulan kegelisahan itu akhirnya menjelma hingga akhirnya dapat melaju dengan penuh tekad. Tak sedikit yang bilang ini terlambat, tapi sekumpulan anak ini percaya bahwa masalah belum dapat dikatakan selesai karena masih banyak pertanyaan yang harus dijawab, dan masih banyak masalah yang membutuhkan solusi.

Bukan hendak menyalahkan yang lebih gemar protes dan mempertanyakan. Anak-anak muda ini hanya lebih memilih berperan. Seringkali saling takjub dan terharu karena tak menyangka, masing-masing punga energi yang hingga detik ini makin nyata.

Hari ini, akhirnya 5 orang diantara kita bertemu. Well, jalannya masih sangat panjang, dan niat ini masih harus terus diluruskan. Terimakasih sudah mau menyatu dan tak sibuk beradu. Terimakasih untuk kesetiaan saling mengingatkan dan memersatukan.

Raga boleh jauh, tapi jiwa sama-sama Indonesia.
Raga boleh jauh, tetapi keputusan untuk melangkah di masalah ini, semoga istiqomah dan tak mudah menjauh.

Hai,
A. R. Asrari Puadi,
Primawan Satrio Bindono,
Jaka Arya Perdana,
Akhdyan Rahardjo,
Aziza Alaska,
Theo Prasetio,
Muhammad Syahreza.

Terimakasih sudah menjadi bukti bahwa bergerak bukan masalah jarak. ♡

#BebasAsap
bebasasap.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...