Langsung ke konten utama

Jangan Salahkan Homoseksual

Dia,awalnya berbeda.
Saya pikir , dia adalah makhluk angkuh, sok cool, playboy, ya gitu lah pokoknya.
Tapi ternyata tidak.
Dia lelaki yang membutuhkan siapapun yang mau dibutuhkan.

Dari dia, saya mengerti bahwa tidak smua orang 'oke' itu sombong, angkuh, dingin, bla bla bla.
Dia begitu senang jika ada orang yang benar tulus ingin mengenal dan menjadi temannya.
Dia sama sekali tidak sombong,apalagi angkuh.
Dari keramahannya,saya menjadi begitu dekat dengannya.dekat secara batin.sudah seperti belahan jiwa.
Perlahan saya mulai mengenalnya secara utuh.bukan hanya dia,namun juga lingkungannya.
Betapa saya tidak diam saja ketika saya tau dia ada ketertarikan dengan sesama jenis.
Yaa,dia bukan orang yang sengaja ingin tertarik pada segender nya.
Tapi,lingkungan. itu yang bisa saya ambil kesimpulannya.
Memang,keimanan seseorang tidak selamanya menjadi tameng.ada kalanya keimanan bersitegang dengan hasrat.
Buktikan jika kalian tidak percaya.


Dia menangis,yaa.menangis karena dia ingin pergi jauh.berlari dari kenyataannya.


"sungguh aku tidak ingin..."katanya dengan suara bergetar.


Dan saya tidak sungkan untuk mendekap batinnya.batin yang benar-benar tertekan.di 1 sisi,memang membahagiakan dicintai banyak orang.
Tapi disisi2 lain,dia ingin lepas dari kenyataan bahwa yang mencintainya segender.
Bayangkan betapa bimbangnya dia dalam dunianya sendiri.

Mati-matian dia ingin lepas dari semua itu.
Kalian tau?
Dia smpai tidak pernah mau menjawab ketika saya menanyakan agama apa yang ia anut.
saya sendiri tidak mengerti,mengapa dia bungkam.padahal logikanya,seseorang menempuh hidup harus dengan kepastian.apalagi masalah agama.

Kembali lagi.
Dia sampai berlari kemanapun dia mampu.
Saat itulah saya merasa enggan meninggalkan dia sedetik pun.
Karena sedetik saja lengah,maka kenistaan mudah sekali merangkulnya.

Bukan hanya dia yang dilema.tapi juga saya..
Dimana dia tidak ingin dilepaskan.

saya ingat betul waktu itu bulan puasa tahun 2008.
Dia bilang pada saya "aku pamit dulu.selama bulan puasa aku mau ke pesantren".

saya trkejut,dan bahagia.saya tidak enggan menangis.betu-betul saya bahagia dia mau mengambil keputusan ke pesantren.artinya dia akan terhindar jauh dari kenistaannya selama ini....


Benar saja,dia menghilang tanpa kabar.tanpa saya tau dia di pesantren mana,bagaimana kabarnya,dll.
Sungguh saya tidak bisa bohong bahwa saat itu saya cemas.
Mungkin karena sudah terbiasa menemaninya tiap waktu.

Hingga idul fitri datang,dia hanya mengirimkan ucapan lewat sebuah pesan singkat di jejaring sosial.kemudian menghilang lagi.


Saya merasa sangat kehilangan dia.benar-benar kehilangan...


Kmudian suatu hr dia hdir kmbali.
Dia blg, panggil aku IKAM.


saya semakin terkejut.
Apa maksudnya?


Dia jwb "kemarin waktu di pesantren,aku di anjurkan utk ganti nama oleh ustadz.krn aku sudah jd muslim skrg"


subhanallah saya tdk bs mmungkiri kebahagiaanku.
Org yg hdupnya pnuh dilema sprti dia,mau memantapkan diri mjd seorang muslim....

Mgkn itu sbbnya dia tdk pnah mnjwb jika saya brtnya apa agama nya.yaa,krn dia dilema dgn hdupnya dan smua yg di alami...

Pasca msuknya dia ke agama islam,hdupnya brangsur mmbaik.
Dia smpat singgah di bbrp kota.
Tntu saja utk menghindari gejolaknya mnyukai sesama jenis.

Dia tdk enggan pindah2 tmpat...

saya smkin khilangan.bbrp bulan saya kehilangan kontak dgn dia..

Suatu hr dia datang.dia blg "aku akn mmbuktikan bhwa aku menyayangimu.wlau aku tau,bukan skrg saatnya..maafkan aku.."

saya bingung dgn kt2nya..tdk mngrti saya hrus bgaimana..

Nmun stlah dia dgn susah payah menata hdupnya lbih baik,skrg kami tetap akrab.nmun bukan lagi 2sejoli yg sling mengasihi dan mlindungi tiap wktu..saya bahagia prnah mjd sbagian hdupnya saat dia benar mmbutuhkanku.disitu saya benar mrasakan bgaimana dilemanya sseorang jika dihadapkan pd khidupan sprti itu..

Dan skrg,dia sudah mantap mnata hidup.
Tumbuh mjd lelaki dewasa yg insyaAllah mampu mencintai wanita,sprti qadratnya..dan aku sudah tdk lagi mjd wanitanya... :)

Kudus, 28 Nopember 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...