Cinta adalah hal yang paling tidak
bisa dipaksakan, menurutku. Sama halnya dengan agama, yang juga tidak bisa di
paksakan. Iya, dong, agama itu salah satu nikmat dari Tuhan. Kalau kita beragama
karena terpaksa, dari mana sisi nikmatnya?
Manusia beribadah (dengan sungguh-sungguh) kepada Tuhan karena
merasa ada keterikatan dan tak bisa terpisahkan. Jika kita sebagai manusia
sudah merasakan keterikatan tersebut, ibadah bukan hanya sekedar kewajiban
tetapi media berbagi dengan Tuhan. Sama halnya ketika kita merasa ada
keterikatan dengan seseorang, tentu rasa rindu sering datang. Sedangkan ibadah,
semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin sering kita rindu dengannya, semakin
nikmat pula ibadah yang kita jalani.
Tidak ada yang berhak mengukur
keimanan seseorang hanya dari apa yang di lihat secara kasat mata. Mengapa?
Karena iman tidak jauh dari hubungan kita dengan Tuhan. Hanya kita sendiri dan
Tuhan yang tahu. Maka, ketika orang lain sibuk berkasak-kusuk ria tentang
keimanan kita, mari tersenyum tulus kepada mereka karena mereka belum dan tidak
akan berhasil memasuki ranah privasi kita dengan Tuhan. Hehehe
Tidak aka nada rasa tenang dan
nikmat ketika kita melakukan ibadah hanya karena kewajiban tanpa ada cinta. Ah,
siapa, sih, yang meragukan kekuatan cinta? Sekali-kali kita bicara cinta kepada
agama, lah. Sudah terlalu sering berbicara cinta terhadap sesama manusia. Jangan-jangan
cinta kita di dominasi untuk sesama?
Mari kita coba tanamkan untuk
beragama penuh cinta. Bayangkan betapa indahnya. Beragama merupakan salah satu
nikmat besar yang diberikan Tuhan. Apalagi penuh cinta. Nikmatnya tentu
berkali-kali lipat. Lalu, bagaimana beragama penuh cinta?
Sejujurnya, tidak ada batasan
bagaimana cara mencintai agama. Ibarat manusia, tidak semua orang bisa romantis.
Artinya tiap orang punya cara berbeda-beda sesuai pemikiran dan perasaan yang
akan mempengaruhi segala hal yang dia lakukan. Dalam beragamapun, kita selalu
memiliki hak untuk beragama penuh cinta dengan cara yang kita inginkan. Tuhan
menciptakan banyak hal baik di dunia ini. Artinya Tuhan memberikan ruang luar
biasa banyaknya bagi kita untuk beragama penuh cinta. Hal baik ibarat kertas
putih yang jika di beri satu saja titik hitam (walaupun tipis) akan tetap
terlihat. Tidak ada batasan dan jaminan juga bahwa hal baik itu tidak akan
berubah menjadi hal buruk. Jelas sangat bisa. Mengapa?
Pada dasarnya manusia diciptakan
penuh nikmat yaitu diberikan banyak pilihan. Bahkan tidak bisa kita pungkiri,
banyak hal baik yang bisa dengan mudah kita ubah dan gunakan untuk hal buruk.
Tergantung bagaimana kita beragama, penuh cinta atau tidak. Tidak akan ada
orang tega menyakiti yang di cintai dengan hal buruk. begitu pula dalam
beragama.
Percayalah, Tuhan begitu cinta kita.
Dia memberikan banyak pilihan untuk kita. Iya, pilihan, bukan ancaman. Ketika
kita menyadari keterikatan kita dengan Tuhan, mengungkapkan keimanan penuh
kasih dan ketulusan kepada Tuhan, maka dalam beragamapun, kita akan beragama
penuh cinta.
Komentar
Posting Komentar