Langsung ke konten utama

Beragama Penuh Cinta




            Cinta adalah hal yang paling tidak bisa dipaksakan, menurutku. Sama halnya dengan agama, yang juga tidak bisa di paksakan. Iya, dong, agama itu salah satu nikmat dari Tuhan. Kalau kita beragama karena terpaksa, dari mana sisi nikmatnya?

Manusia beribadah (dengan sungguh-sungguh) kepada Tuhan karena merasa ada keterikatan dan tak bisa terpisahkan. Jika kita sebagai manusia sudah merasakan keterikatan tersebut, ibadah bukan hanya sekedar kewajiban tetapi media berbagi dengan Tuhan. Sama halnya ketika kita merasa ada keterikatan dengan seseorang, tentu rasa rindu sering datang. Sedangkan ibadah, semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin sering kita rindu dengannya, semakin nikmat pula ibadah yang kita jalani.

            Tidak ada yang berhak mengukur keimanan seseorang hanya dari apa yang di lihat secara kasat mata. Mengapa? Karena iman tidak jauh dari hubungan kita dengan Tuhan. Hanya kita sendiri dan Tuhan yang tahu. Maka, ketika orang lain sibuk berkasak-kusuk ria tentang keimanan kita, mari tersenyum tulus kepada mereka karena mereka belum dan tidak akan berhasil memasuki ranah privasi kita dengan Tuhan. Hehehe

            Tidak aka nada rasa tenang dan nikmat ketika kita melakukan ibadah hanya karena kewajiban tanpa ada cinta. Ah, siapa, sih, yang meragukan kekuatan cinta? Sekali-kali kita bicara cinta kepada agama, lah. Sudah terlalu sering berbicara cinta terhadap sesama manusia. Jangan-jangan cinta kita di dominasi untuk sesama?

            Mari kita coba tanamkan untuk beragama penuh cinta. Bayangkan betapa indahnya. Beragama merupakan salah satu nikmat besar yang diberikan Tuhan. Apalagi penuh cinta. Nikmatnya tentu berkali-kali lipat. Lalu, bagaimana beragama penuh cinta?

            Sejujurnya, tidak ada batasan bagaimana cara mencintai agama. Ibarat manusia, tidak semua orang bisa romantis. Artinya tiap orang punya cara berbeda-beda sesuai pemikiran dan perasaan yang akan mempengaruhi segala hal yang dia lakukan. Dalam beragamapun, kita selalu memiliki hak untuk beragama penuh cinta dengan cara yang kita inginkan. Tuhan menciptakan banyak hal baik di dunia ini. Artinya Tuhan memberikan ruang luar biasa banyaknya bagi kita untuk beragama penuh cinta. Hal baik ibarat kertas putih yang jika di beri satu saja titik hitam (walaupun tipis) akan tetap terlihat. Tidak ada batasan dan jaminan juga bahwa hal baik itu tidak akan berubah menjadi hal buruk. Jelas sangat bisa. Mengapa?

            Pada dasarnya manusia diciptakan penuh nikmat yaitu diberikan banyak pilihan. Bahkan tidak bisa kita pungkiri, banyak hal baik yang bisa dengan mudah kita ubah dan gunakan untuk hal buruk. Tergantung bagaimana kita beragama, penuh cinta atau tidak. Tidak akan ada orang tega menyakiti yang di cintai dengan hal buruk. begitu pula dalam beragama.

            Percayalah, Tuhan begitu cinta kita. Dia memberikan banyak pilihan untuk kita. Iya, pilihan, bukan ancaman. Ketika kita menyadari keterikatan kita dengan Tuhan, mengungkapkan keimanan penuh kasih dan ketulusan kepada Tuhan, maka dalam beragamapun, kita akan beragama penuh cinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...