Indonesia
Beragam, Indonesia Istimewa
Oleh:
Rizka Amalia Shofa[1]
Orang bilang, ketika kita memutuskan
untuk memiliki sesuatu, artinya kita tahu dan mencintai segala tentang hal yang
ada didalamnya. Bukan hanya tentang kekuatannya, tetapi juga kelemahannya.
Ketika kita merasa memiliki sesuatu, kita bukan hanya selalu ada untuknya,
tetapi juga menjaga. Sama halnya ketika kita merasa memiliki Indonesia.
Mengetahui, mencintai, dan menjaga apa yang ada di Indonesia, termasuk
keberagaman suku, agama, hingga karakter masyarakatnya. Menjadi bagian
Indonesia, artinya tak boleh menutup mata tentang tantangan dan peluang
Indonesia di segala hal.
Sebuah negara bukan seperti uang
logam yang hanya memiliki dua sisi. Sebuah negara (termasuk Indonesia) ibarat
berlian yang memiliki banyak sisi dan dapat dilihan dari mana saja. Ketika kita
melihat sebuah berlian hanya dari satu sisi, maka kecantikan berlian itu tentu
akan berkurang. Begitupun jika kita memperlakukan Indonesia. Ketika kita hanya
terpaku melihat segala permasalahan yang ada di Indonesia, nilai estetikanya
berkurang dan tentu akan mempengaruhi kecintaan kita terhadapnya
Ini bukan tentang bagaimana kita
melihat keburukan Indonesia yang dikatakan kurang toleran dengan dalih untuk
kritik lebih baik. Pertanyaannya, sudah maukah kita melihat dan memahami keberagaman
Indonesia dari banyak sisi, sebagai bentuk rasa bahwa kita menjadi bagian dari
Indonesia?
Kita
Beragam dan Kaya Perbedaan, Kita Istimewa.
Negara ini tercipta dengan kodrat beragam
dan perbedaan. Bukan hanya tentang banyaknya ragam suku, budaya, hingga agama.
Tetapi karakter masyarakatnyapun beragam dan berbeda-beda. Banyak yang masih sering
menganggap bahwa perbedaan adalah cambuk yang menjadikan kita harus
berhati-hati dengan keadaan Indonesia. Perbedaan dan keberagaman sudah menjadi
kodrat dan bagian dari Indonesia, mengapa kita tak berusaha mencintainya?
Ketika dunia berkata bahwa keberagaman
dan perbedaan yang ada di Indonesia adalah bekal untuk Indonesia menjadi Negara
yang lebih toleran, sudah selayaknya kita tak lagi ragu untuk mencintai segala
perbedaan yang ada. Keyakinan jelas menjadi hak setiap orang, tak terkecuali
masyarakat Indonesia. Namun menghormati dan menghargai keyakinan orang lain
tentu tak bisa kita hindari di bangsa yang penuh keberagaman ini.
Kesadaran akan keberagaman jelas
harus dipelihara dengan baik agar esensi tentang toleransipun semakin menguat.
Indonesia jelas memiliki bekal untuk tumbuh dan berkembang menjadi Negara yang
penuh cinta dan kedamaian, lebih istimewa dari negara lainnya.
Keberagamanlah bekal Indonesia untuk
menjadi negara penuh cinta dan kedamaian. Tentunya dengan toleransi yang terus
di junjung tinggi. Memahami toleransipun tak bisa jika masih sering muncul keinginan
untuk mendahulukan kepentingan pribadi atau golongan. Yang bahaya adalah ketika
toleransi justru diartikan “dia memiliki hak untuk melakukan kepercayaannya,
dan akupun memiliki hak untuk melarang kepercayaan yang kuanggap salah.”
Terlalu mudah menganggap apa yang
dilakukan orang lain merupakan sebuah kesalahan juga hal yang harus dihindari
ketika kita ingin hidup dalam toleransi. Kita memang harus menganggap
kepercayaan kita adalah hal yang paling benar, sebagai alasan untuk kita
meyakininya. Namun ketika kita berinteraksi dengan orang lain yang
kepercayaannya jelas berbeda dengan kita, kita tentu tak bisa bahkan tak boleh
terus berkata bahwa kepercayaan kitalah yang paling benar, dan kita berhak
melarangnya, karena kepercayaannya kita anggap salah.
Kepercayaan yang bersifat relatif
ketika kita hidup dalam lingkup keberagaman dan perbedaan harus kita ingat.
Kita tak bisa terus menganggap bahwa kepercayaan kita bersifat mutlak, ketika
kita ada di sekitar orang-orang yang berbeda.
Belajar untuk toleransi dengan
memahami esensi toleransi itu sendiri menjadi hal penting dalam langkah
mencintai keberagaman dan perbedaan yang memang menjadi bagian dari Indonesia.
Mencintai Indonesia, artinya mencintai keberagaman dan perbedaan yang ada.
Pemimpin
Masa Depan, Bergeraklah
Sejak sebelum merdeka, sosok pemuda
jelas menjadi penggerak di Indonesia. Mulai dari adanya sumpah pemuda, gerakan
tiga serangkai, hingga momentum proklamasi. Hal ini tak bisa kita pungkiri
sebagai jalan dan pertanda bahwa tonggak bangsa ini adalah pemuda. Karakter
pemuda yang ada akan mempengaruhi bagaimana perjalanan Indonesia kedepannya.
Pemuda, dengan segala idealismenya,
tak bisa jika hanya mengkritisi apa yang sedang bahkan sudah dilakukan oleh
pemerintah. Sebagai kontrol dan penggerak, pemuda juga memiliki hak untuk ikut
bergerak, karena pergerakan adalah hal paling penting ketika kita melangkah
untuk memperbaiki Indonesia.
Anies Baswedan pernah berkata,
“Pemuda harus pahami beda program dan pergerakan. Sudah bukan waktunya pemuda
terus menyanangkan program. Ini era pergerakan, bukan pemograman.”
Kita memang tak bisa terus-terusan
sibuk membentuk program. Ingat, berjuta-juta program tercipta, perubahan ke
arah yang lebih baik tak akan terjadi jika tak ada pergerakan. Ketika kita
menganggap apa yang akan bahkan sudah dilakukan pemerintah adalah hal yang
kurang tepat, saat itu juga kita harus mulai bergerak. Saat kita menganggap
perekonomian dan pendidikan di Indonesia masih ada di taraf rendah, maka saat
itu juga kita harus belajar dan bergerak untuk memperbaikinya.
Harapan agar pemerintah mampu
membuat segala aspek penting di Indonesia menjadi lebih baik dan layak, tak
akan pernah berhasil maksimal jika kita tak ikut serta membangun. Membangun
semangat pergerakan jelas harus diimbangi dengan terus belajar mengembangkan
bidang yang kita minati, sesuai bakat masing-masing.
Kesadaran akan kemajemukan Indonesia
sangat dibutuhkan di sini. Pergerakan tak pernah terbatas tempat dan waktu.
Setiap orang memiliki hak untuk bergerak demi Indonesia yang lebih baik sesuai
bidang yang ditekuni. Tak ada sejarah yang mengatakan bahwa hanya pemerintah
yang berhak berusaha menyediakan pendidikan yang lebih baik, perekonomian yang
lebih layak, hingga politik yang lebih bersih.
Ketika pemuda di Indonesia menyadari
perannya sebagai calon pemimpin masa depan, pergerakan-pergerakan itu akan
terus ada dan meluas. Semangat berbagi tak boleh padam. Ketika seorang pemuda
memahami ilmu pendidikan, ia punya hak untuk bergerak membangun pendidikan yang
lebih baik dengan memberikan pengajaran gratis hingga mengajak banyak orang
untuk memfasilitasi segala kebutuhan pendidikan bagi wilayah yang memang
membutuhkan.
Ketika seorang pemuda belajar tentang
ekonomi, artinya ia juga memiliki hak untuk terus mengembangkan usaha, membuka
lapangan pekerjaan, hingga memberdayakan dan memperbaiki pola pikir agar tak
terus-menerus konsumtif.
Tak terkecuali dengan politik dan
hukum. Ketika seorang pemuda menyadari tentang lumpuhnya politik dan hukum
Indonesia saat ini hingga tak dapat maksimal, ia memilik hak untuk terus
belajar dan memiliki idealism baik tentang politik maupun hukum, hingga
kemudian menerapkannya. Mengembalikan perhatian tentang etika berpolitik dan
menyebarkan semangat ke banyak orang.
Pemuda Indonesia yang merupakan
calon pemimpin masa depan, tak boleh terus membatasi diri dalam belajar dan
bergerak. Lagi-lagi ini tentang kesadaran bahwa ketika kita memang betul
mencintai Indonesia, saat itu pula kita harus mau belajar dan bergerak untuk
Indonesia yang lebih baik. Agar dari waktu ke waktu kita akan melihat
Indonesia, negara yang kita cintai, terus tumbuh dengan segala kebaikannya,
tentunya dengan semangat belajar dan bergerak para pemudanya.
Keberagaman dan perbedaan bukan hanya tentang agama hingga budaya,
tetapi juga karakter dan pola pikir sebagai bekal untuk bergerak. Ketika pemuda
Indonesia menyadari segala kemajemukan yang ada, bidang-bidang yang beragam dan
harus dipejarai, saat itu pula kita tak boleh batasi diri untuk belajar tentang
keberagaman ilmu yang ada. Belajar tentang pendidikan, politik, ekonomi, hukum.
Mengapa? Karena seorang pemimpin adalah ia yang tak penah merasa cukup dalam
belajar, dan pemuda adalah calon pemimpin masa depan.
Banyak sisi Indonesia yang masih
harus terus kita pelajari, pahami, dan kembangkan. Ketika kita merasa mencintai
Indonesia, menyadari bahwa kita adalah bagian dari Indonesia, bahkan kita ingin
Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dan istimewa dengan segala
keberagamannya, saat itu pula kita harus mulai ikut serta membangun Indonesia.
Dengan terus mempelajari, memahami, dan menggerakkan. Bergeraklah, agar kita
tak lagi marah dan menyesal saat segala hal berharga yang beragam di Indonesia
di ambil oleh orang lain.
Komentar
Posting Komentar