Aku
kini bukanlah orang yang sama dengan aku tiga tahun yang lalu. Namun, tentu aku
tak akan pernah lupa dengan kejadian di malam itu. Ketika untuk pertama
kalinya, aku bertemu ibuku. Dan di malam itu, terakhir kali jugalah aku bertemu
dengan ibuku. Aku bertemu ibu dengan kondisi sekarat, bahkan Ibu harus
meninggal di pangkuanku saat itu juga. Tak lebih dari lima belas menit aku
melihat ibu dalam kondisi yang masih hidup. Tapi, sampai ini aku masih tak bisa
menerangkan makna tatapan itu secara pasti. Kenapa tatapan itu begitu mengena
dalam hatiku?. Entahlah, kenapa hal itu bisa terjadi. Mungkin seorang ibu
memiliki kelebihan hati yang mampu mengenali darah dagingnya secara batin.
Sejak kejadian itu, aku sering bertanya kepada Tuhan, kenapa semua ini bisa
terjadi?. Tuhan tak pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang aku ajukan.
Setiap kali aku bertanya, Tuhan hanya memberikan kesunyian. Iya, kesunyian yang
diam dan tak pernah bicara. Apakah Tuhan tak pernah mendengar apa yang aku
tanyakan?. Entah dimana keberadaan Tuhan. Apakah Tuhan hanya ada di
masjid-masjid ? apakah Tuhan hanya berdiri diam di dalam gereja? Ataukah Tuhan
hanya diam dan duduk bersila dalam vihara?. Aku tidak yakin, tak ada yang bisa
menjamin, ketika aku pergi ke masjid, gereja, vihara, dan kemanapun itu, aku
akan bertemu dengan Tuhan. Mungkin Tuhan sudah mati. Ya, dia sudah mati.
Kematian Tuhan kini telah tercatat dalam lembaran-lembaran kertas yang
terangkum dalam buku sejarah tentang Tuhan. Sesungguhnya, Tuhan tidak pernah
ada. Dia hanyalah asumsi yang dibuat-buat oleh manusia untuk menjelaskan
kejadian yang tak mampu dijelaskan jalan pikiran. Dan penjelasan itu disebut
takdir. Takdir hanyalah dogma yang berusaha dijelaskan oleh agama bahwa itu
dilakukan dan ditentukan Tuhan.
Betapa banyak orang dibodohi oleh asumsi yang dibuatnya sendiri. Setiap hari,
ditempat aku tinggal, ribuan orang lima kali sehari berbondong-bondong pergi ke
masjid. Mereka bersujud, mencium lantai-lantai masjid yang berada dalam sebuah
ruangan besar yang tak bersekat. Konon, menurut kepercayaan mereka, sujud
adalah titik terdekat dengan Tuhan. Sujud adalah bentuk rasa syukur dan rendah
diri sebagai seorang hamba kepada Tuhannya. Dan mereka lakukan itu tujuh belas
rakaat dalam sehari. Jadi, kalaulah dihitung, mereka bisa berdekat-dekatan
dengan Tuhan paling sedikit dua puluh empat kali dalam sehari. Aku
menggelengkan kepala tanda takjub dan sekaligus tanda simpatik, betapa bodohnya
mereka membuang-buang waktu untuk melakukan itu semua. Padahal mereka tak
pernah bertemu Tuhan, tak pernah. Doa yang mereka lantunkan setelah sholat pun
Tuhan tak pernah jawab. Tuhan tak pernah menyapa mereka dalam masjid-masjid
yang mereka kunjungi. Bahkan pengalamanku, ketika ku pergi ke majid hanya untuk
sekedar berkunjung, aku sempatkan melihat-lihat ke tempat wudhu dan kamar
kecil. Aku hanya ingin melihat, bagaimana tempat wudhudan kamar kecil di rumah
Tuhan. Ahhhh..., sejujurnya aku kadang tak percaya. Kondisi tempat-tampat itu
sangatlah buruk. Bau tak sedap langsung tercium ketika aku melengkahkan satu
langkah pertama memasuki kamar kecil. Iya bau pesing, apakah Tuhan itu jorok?
Sehingga tak pernah membersihkan amar kecil di rumahnya sendiri?. Atau Tuhan
tak punya kapabilitas untuk melakukan itu?.
Tidak hanya itu yang akan aku ceritakan, setiap minggu gereja disekitar
daerahku juga sering dikunjungi ratusan umat kristiani dan katolik yang paling
tidak datang ke gereja satu kali seminggu. Pakaian mereka rapi,wangi, dan tak
jarang menggunakan kosmetik agar penampilan mereka terlihat rapi. Meskipun
ruangan gereja hampir sebesar sepertiga lapangan bola, seringkali penitia
gereja masih harus menyiapkan tenda-tenda besar mengelilingi gereja seperti
yang sering digunakan di pesta perkawinan. Lalu, mereka menyanyikan lagi rohani
yang dipimpin oleh sekelompok orang di panggung gereja. Menurutku, suara mereka
merdu. Jarang aku menemukan suara fals jika aku dengarkan mereka menyanyi
secara bersama. Sejauh yang aku dengar, mereka menyanyikan lagu-lagu rohani
untuk mengaungkan Tuhan. Mereka percaya bahwa mukzizat Tuhan itu nyata. Tapi
aku pikir mereka berlebihan. Jika pun Tuhan itu ada, apakah Tuhan gila dengan
pujian. Aku pikir Tuhan tak butuh dipuji. Dan manusia tak perlu memuji Tuhan
sebagai bentuk “penjilatan” agar doanya bisa dikabulkan, agar cobaannya bisa
diringankan, dan agar nikmat yang di diberikan Tuhan selalu ditambahkan.
Manusia yang berdoa di tempat-tempat ibadah adalah kamu religius yang munafik.
Atas nama keikhlasan mereka beribadah, nama hati mereka menginginkan imbalan
dan belas kasihan Tuhan. Mereka menginginkan surga yang Tuhan ceritakan dalam
kitab-kitab yang diberikan kepada mereka dan disampaikan oleh seorang nabi yang
juga seorang manusia.
Tuhan?. Dia tak pernah menyelesaikan masalahku. Masalahku hanya bisa
diselesaikan jika aku berusaha dan bekerja keras. Tuhan tidak berperan dalam
kehidupan manusia. Kalaupun ada Dia hanyalah penonton trasenden yang hanya
menjadi pengamat, bukan pemain. Alam semesta hanya bekerja jika manusia ikut
bekerja, dan alam semesta akan berhenti jika manusia juga berhenti. Alam
semesta adalah sesuatu yang menciptkan dirinya sendiri. Ia tak berawal dan tak
pernah berakhir, karena energi akan selalu abadi. Energi hanya berubah bentuk,
tapi tak pernah akan mati. Dan Tuhan yang banyak dibanggakan dan diagungkan
oleh manusia-manusia religius munafik hanyalah ilusi yang menawarkan
dogma-dogma kemalasan untuk mencari alasan yang disebut takdir. Tuhan tak
pernah bisa menjelaskan kenapa aku dilahirkan dalam keluarga yang tidak utuh.
Tuhan tak pernah memberitahuku kenapa ayahku selalu bertindak kejam ketika aku
dididknya. Dan Tuhan tak pernah memberiku kesemptan untuk menerima sedikit
kebahagian ketika aku harus berjumpa dengan ibuku dalam kondisi yang sekarat.
Tak perlu aku meminta untuk diprioritaskan Tuhan. Karena bagiku, Tuhan telah
mati !!.
LUAR BIASA... Prok.. Prok.. Prok!! Keren!
BalasHapusEntah kenapa kadang aku juga mikir gitu., Semesta punya misteri yang pernah kita tau....
LUAR BIASA... Prok.. Prok.. Prok!! Keren!
HapusEntah kenapa kadang aku juga mikir gitu., Semesta punya misteri yang tak pernah kita tau..