Setelah di tulisan sebelumnya kita telah 'ngobrol' tentang definisi passion dan konsep passion map (dapat diakses di sini ), sekarang kita akan beralih ke hubungan passion dengan misi dan komunikasi.
Passion
bukan hanya hal sepele yang dapat kita jadikan tameng dalam memilih dan
melakukan sesuatu. Passion tak mampu lepas dari makna hidup. Hidup yang
bukan sekadar tentang konsistensi, tetapi bagaimana kita terus memperbaiki
prioritas. Keberanian untuk tumbuh dan bekembang, berani melakukan yang kita
anggap benar dan membuat bahagia. Sedangkan makna bahagia sendiri begitu luas
dan tiap orang akan memiliki fokus yang berbeda dalam memaknainya. Hidup dan passion
adalah tentang pergerakan, bukan penempatan posisi atau jabatan. Jika
dikaitkan dengan karier, yang terpenting bukan jabatannya, tetapi peran yang
ditunjukkan dalam bergerak. Hal penting yang harus diperhatikan dalam bergerak
adalah energi dan kebahagiaan. Selama ini kita sering bicara tentang manajemen
waktu. Padahal sesungguhnya, waktu tak dapat kita atur. Ia akan tetap 24 jam.
Yang mampu kita atur adalah energi untuk memanfaatkan waktu yang 24 jam itu.
Jadi, mulai sekarang mari belajar mengatur energi.
Dalam bergerak kita harus fokus pada
energi dan kemampuan yang kita miliki. Do with what we have, not with what
we wish have. Kita tak punya banyak waktu untuk terlalu berandai-andai
dalam hal kemampuan. Lakukan dengan kemampuan yang kita miliki, dan jangan lupa
sambil belajar tumbuh dan berkembang, seperti yang sebelumnya saya sampaikan.
Bicara passion takkan lepas dari bagaimana kita melihat dan menghadapi
masalah. Untuk melihat masalah, hal penting yang perlu kita lakukan adalah
berani memulai percakapan yang bermakna. Berkomunikasi. Mengapa hal ini
penting? Dari berkomunikasi dengan orang lain kita akan mengetahui adakah
masalah di sekitar kita, dan juga akan memiliki pandangan tentang apa yang
harus kita lakukan.
Jika selama ini kita menganggap
fokus passion ada pada diri sendiri, lalu mengapa kita harus
berkomunikasi dengan orang lain? Passion tak boleh berhenti untuk diri
sendiri. Passion harus berkembang menjadi mission. Caranya? Setelah
mengetahui passion kita melalui passion map, ‘pertemukan’ dengan
apa yang dibutuhkan sekitar kita? Apa yang dapat kita lakukan dengan passion
yang kita miliki?. Jika keduanya bertemu, kita akan mendapatkan mission.
Misi yang harus kita perjuangkan, bukan lagi untuk diri sendiri, tetapi juga
untuk banyak orang. dan, voila! Tujuan hidup yang tadi katanya ingin
membagikan manfaat pada banyak orang, akan tercapai.
Produktifitas passion dapat
dinilai dari seberapa besar keinginan kita tuk melakukan aktifitas yang
berhubungan dengan passion kita, bukan sekadar sibuk membicarakannya
saja. Apalah artinya kita sering bilang kalau kita passion dalam bidang
kepenulisan, tapi kita tak mau membiasakan menulis dan malas membaca buku? Passion
yang dilanjutkan dengan aktifitas akan membuat kita konsisten dan ahli pada
bidang yang menjadi passion kita. Nah, kalau kita mau menjadi ahli,
perjuangkan. Bukan hanya diperbincangkan.
Mengapa passion harus membuat
kita merasa memiliki outcome? Outcome yang saya maksud bukan
hanya berupa materi dan keuntungan, tetapi melihat seberapa besar passion
kita memberikan dampak positif dan memiliki makna besar bagi banyak orang. Passion
yang berkembang menjadi misi akan menciptakan kreatifitas yang akan terus berkembang.
Perkembangan passion lambat laun akan menciptakan jaringan yang meluas. Nah,
jaringan yang terbentuk ini, bagi saya, adalah salah satu outcome dari passion.
Namun sebetulnya, membangun jaringan itu yang kayak gimana, sih? Jaringan
adalah tentang siapa saja yang mengetahui kita. Bukan siapa saja yang kita
ketahui. Coba baca dengan seksama. Semoga paham perbedaannya. Lalu,
jaringan seperti apa yang harus terus kita pelihara untuk menjadi kekuatan
kita? Kita tak boleh lupa dengan inner circle. Waduh, apa lagi itu? Inner
circle atau lingkaran pusat adalah 7 hingga 21 orang terdekat yang memiliki
pengaruh dalam hidup kita. Mereka sangat penting dalam mengembangkan passion
karena memiliki intensitas lebih dalam hidup kita dan mempengaruhi kita dalam
setiap keputusan dan aktifitas yang kita pilih. Jadi, temukan orang-orang keren
di inner circle-mu dan jangan jadi orang yang paling keren. Kenapa?
Kalau kita menjadi orang yang paling keren, kita akan malas belajar dari orang
lain.
Passion tak dapat lepas dari
segala hal yang kita anggap benar dan membuat kita bahagia saat menjalaninya.
Selamat mencari passion dan menemukan kebahagiaan.
oke!
BalasHapus