Langsung ke konten utama

Terapi Diri

Aktivitas yang wajib saya lakukan sebelum menutup hari dengan tidur adalah self healing atau menerapi (menyembuhkan) diri dengan cara ngobrol dengan diri sendiri. Merefleksi tentang yang telah dilakukan seharian hingga hal yang harusnya sudah dilakukan tetapi belum juga dimulai. Ngobrol dengan diri sendiri adalah sarana membuka kebenaran, bukan mencari pembenaran. Jika saat berbicara dengan orang lain kita masih saja sering subjektif menilai diri, hal itu takkan terjadi saat self healing (jika kita memang murni ingin bermuhasabah).

Bagi saya, ada kalanya kita memang perlu memarahi diri sendiri hingga menyesali sesuatu. Namun untuk melakukan hal itu pada diri sendiri, kita butuh belajar menjadi pribadi yang mau diajak bangkit dan mau mengajak bangkit. Bahaya juga kalau kita hanya berhenti pada memarahi diri sendiri tanpa menindaklanjuti tuk memperbaiki diri.

Logikanya, saat kita sangat memahami sesuatu, kita tentu tahu bagaimana cara memperlakukannya. Begitupun dengan memperlakukan diri sendiri. Jangan sampai kita hanya menjadi orang yang tegas, tetapi juga harus belajar menjadi orang lugas. Apa bedanya?

Renald Kasali dalam bukunya berjudul Self Driving mengatakan bahwa image orang yang tegas sudah kadung dianggap sebagai orang yang mudah marah-marah, padahal tak semua hal dapat diselesaikan dengan ketegasan dalam bentuk kemarahan. Maka kita perlu lebih belajar untuk menjadi manusia yang lugas, yaitu manusia tegas tetapi yang tak menyakiti hati siapapun saat menjalankan dan menyampaikan sesuatu. Maka saya selalu percaya bahwa kunci komunikasi bukan hanya pada hal yang ingin kita sampaikan, tetapi juga bagaimana cara menyampaikannya.

Ngobrol dengan sendiri memang masih menjadi hal yang jarang dilakukan orang. Atau mungkin banyak yang melakukan tetapi niatnya beda-beda.

Yang perlu diingat, kita tak boleh lupa dengan tujuan awal. Jika selama ini kita sering dianjurkan tuk belajar mendengarkan orang lain, kita perlu juga belajar mendengarkan diri sendiri. Sebelum mendengarkan, kita juga perlu belajar menjadi penanya yang lugas. Menanyakan tujuan kita pada diri sendiri, menanyakan alasan kita melakukan sesuatu. Pada fase ini kita akan belajar membedakan kebutuhan dan keinginan yang selama ini sering kita abaikan.

Self healing atau ngobrol dengan diri sendiri adalah terapi kejiwaan yang menarik. Masih dalam buku Self Driving, Renald Kasali mengingatkan bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik, orang tak perlu tergesa-gesa diberikan pelatihan kepemimpinan, tetapi berilah kesempatan mereka untuk menerapi dirinya sendiri (self healing) terlebih dahulu. Meneruskan dan membersihkan perkara hati dan otak yang harus diselesaikan agar tak menjadi pengaruh buruk saat mengerjakan segala hal dan bahkan saat menjadi pemimpin di masa depan. Nah, ngobrol dengan diri sendiri ini pulalah yang dapat menjadi ajang terapi diri. Agar saat berupaya tuk menebar manfaat untuk ummat kita tak lagi memperioritaskan diri sendiri karena banyak hal dan angan yang menurut kita 'belum selesai'. Selamat belajar menjadi 'Pendengar' yang baik dan sabar. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...