Manusia diciptakan dan tumbuh dengan rasa.
Kepekaan yang terasah jadi bekal melengkapi agar sempurna.
Karena apa?
Cinta?
Apa itu cinta?
Saat kau memilih karena ia mahir berandai tentang masa depan?
Atau saat kau terpikat dengan paras yang rupawan?
Ah, itu bukan cinta.
Itu hanya suka.
Cinta itu ketika kau bersedia berjalan, berdampingan dengan orang yang sama-sama mau belajar.
Saat kau menyadari bahwa masa depan adalah meniti langkah yang tegar.
Cinta itu, kau paham dan menerima saat kau harus menguatkannya.
Saat ia juga harus menguatkanmu.
Kalau kau tak kenal dan tak menerima segala kurangnya, itu bukan cinta.
Itu suka.
Cinta itu,
Kau mengerti dan menerima,
Dia berhasil membuatmu senang belajar,
Belajar bukan untuk dan demi dia.
Bukan.
Kau senang belajar karena ia berhasil meyakinkanmu tentang dunia yang tak boleh kosong dari ilmu.
Bahkan kau bahagia saat menjadi pendengar.
Ketika kau dan dia,
berikrar dan ikhtiyar,
Berdampingan,
Dan perbaiki peradaban.
Lalu, kalau kau yakin padanya,
Tanpa menambah keyakinanmu pada Sang Pemberi Rasa,
Apa itu cinta?
Oh, bukan.
Itu hanya suka.
Bukan cinta.
Komentar
Posting Komentar