Langsung ke konten utama

Jakarta dan Setumpuk Cinta di Bandara

Sudah hampir 3 minggu ini, saya dan teman-teman asyik dengan bebasasap.org (coba buka, deh. Pasti ketagihan #uopooo). Kamis kemarin, ada dorongan jiwa yang membuat saya merasa harus ke Jakarta untuk mengurus penyaluran donasi tahap 1.

Berulang kali ke Jakarta, tetapi kunjungan kemarin rasanya penuh kenangan. Mulai dari dua orang yang harus nunggu sampai tengah malam di bandara untuk mejemput saya yg ternyata penerbangannya delay 3 jam (Aziza Ijoong Alaska dan Asrari Puadi , maafin Li*n Air, yaaa).

Kemudian berbagi dan memperjuangkan semua hal bersama agar misi penyaluran donasi dapat berjalan sesuai rencana. Bertemu dengan orang-orang yang rela menembus 'fajar' dari Bandung untuk mengantarkan donasi (terimakasih Kang Abduh dan Mbak Lulu dari SALMAN ITB).

Jika biasanya kunjungan ke Jakarta hanya untuk menyelesaikan pekerjaan, akhirnya harus ngerasain ngegotong barang-barang buat pindahan orang (Upeceu, kita tetep setrong!)

Dan yang terakhir....., panas-panasan sampai masuk angin sepanjang perjalanan menuju bandara saat hendak pulang. Menyempatkan diri untuk bertemu dan saling hina-unyu sebelum pulang (Andres sorry gara-gara gue, lo akhirnya harus ngerasain ke GI untuk pertama kalinya setelah 8 tahun di Jakarta dengan zuhud yaaa).

Niat hati mau nge-grabcar aja menuju bandara, kemudian pada sok-sokan nawarin untuk nganter ke bandara. Seneng? Ya pasti, dianterin mereka mah seneng :")

Dari awal ndak yakin kalau mobilnya bakal cukup, tapi kemudian ada yang sok-sokan meyakinkan kalau bakal cukup. Well, akhirnya kami rombongan menuju parkir.

Daaan ketika liat mobil....voila! Ini bakal cukup dari manaaa. Sopir dan kernetnya (Mas Sukma dan Frits awaaas ajaaa) masih terus optimis kalau bakal cukup (iye cukup kalo badannya pada dipress, Broook). Sampai kemudian harus ada yg akhirnya enggak ikut (sorry, Andres).

Yang paling bikin tertekan adalah ketika memerhatikan Primawan dan Mas Yan harus 'melipat diri' di bagian belakang dengan penuh kepasrahan. Ditambah lagi ternyata...., AC mobil enggak bisa dipakaaai!!!

Alhasil semua kaca dibuka sedangkan kami semua heboh teriak-teriak sepanjang jalan. Yang ditengah udah kayak pepes dan terindikasi akan paling parah masuk anginnya (Theo, Ijoong, Upeceu, terimakasih share tempat duduk yang bentuknya udah kayak apa. Teriak di sebelah kuping semuaa). Badan udah pasrah antara lagi sauna tapi juga masuk angin. Tapi, yaaa, marilah lanjut!

Setelah kehebohan sepanjang perjalanan Grand Indonesia menuju Bandara Soekarno Hatta, pada akhirnya tiap pertemuan memang harus ada perpisahan.

Sudah pamit penuh haru, tapi pas antri check in si Upeceu nelepon terus. Kupikir, ini orang bapernga kebangetan, baru 3 menit pisah nelepon mulu nanyain di mana. Daan begitu mau masuk ke ruang tunggu, tiba-tiba mereka nongol sambil teriak, "Maaaak".

Antara kaget sama lemees. Semua orang merhatiin kebangetan. Dan aku justru merasa makin sulit untuk berpisah.

Adegan bandara itu memang selalu memilukan. Tetapi kali ini, lebih dari itu. Layak dirindukan. Terimakasih, semuanya. :)

Salam lesung pipit kanan,

Mamak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...