Langsung ke konten utama

Jangan-jangan.

Kita tidak pernah tahu mana yang benar-benar membutuhkan kita, dan kita butuhkan. Orang-orang, bahkan kita sendiri, mungkin sering tak menyadari (atau mungkin karena sudah terbiasa) untuk hadir dan pergi begitu saja. Salam jumpa seakan hanya nada basi tanpa makna, perpisahan seperti peristiwa biasa yang tak perlu menimbulkan kesedihan. Manusia hadir atasnama kebutuhan dan keinginan. Sayangnya, kadang dua hal itu berhenti pada diri.

Lalu kita hendakkah was-was menilai niat dan rasa mereka? Tak perlu. Bila ada yang datang, tata diri agar tulus menerima. Bila ada yang pergi, tata hati agar terus memahami bahwa tiap jumpa tentu ada akhir.

Ketulusan itu sudah selayaknya kita bangun dalam nurani masing-masing agar kita mudah menerima kedatangan dan tak mudah pergi meninggalkan. Lebih jauh lagi, hati kita memang harus mau terus belajar untuk tak terlalu memikirkan perpisahan, sebaik apapun hubungan selama ini.

Ah, membingungkan, ya? Jelasnya, tiap interaksi di bumi akan ada akhirnya. Harus kita terima. Namun, menyadari bahwa tiap hal yang kita jalani akan berakhir, sudah seharusnya kita bergerak dan menjalaninya penuh makna. Bukan sekadar memuaskan kebutuhan diri dan berpihak pada keinginan nurani. Terus mengingat bahwa Dia punya kehendak tuk menyudahi, dan gunakan waktu sebaik mungkin tuk meluruskan niat pada tiap interaksi.

Jangan-jangan kita ini jadi sosok yang baik hanya karena takut sendirian, dan tak siap ditinggalkan. Ah, kita lupa. Kita lupa bahwa ada ikatan yang takkan pernah lepas. Mengajak kita kembali dan merelakan yang pergi. Berdoalah agar niat senantiasa diluruskan, dan dihindarkan dari segala penyakit yang sakit-menyakiti. Sebab Dia tiada pernah melepaskan, kecuali agar kita lebih mau belajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...