Langsung ke konten utama

Teman Perjalanan


Ada yang pernah mengingatkanku, bahwa yang terpenting dalam menemukanmu adalah memastikan bahwa kamu dapat menjamin langkahku ringan tanpa terjal.

Tak sedikit pula yang bilang, kamu haruslah orang yang lebih kuat dariku.

Suatu kali aku berpikir.

Kenapa orang-orang sibuk memilih dengan patokan patokan yang seolah disebut terbaik?

Padahal, bila hari ini kubilang kamu yang terbaik, esok hari aku akan temukan yang lebih baik darimu.

Itu pasti, dan akan terus begitu.

Aku kemudian berpikir lagi.

Bukannya kita sedang berupaya menemukan teman perjalanan?

Artinya, aku juga akan ikut berjalan...

Bukan hanya akan kau seret sedangkan aku terlalu malas karena hanya mau kau upayakan.

Bagiku, kamu tak perlu susah payah berlagak sok kuat dariku, bahkan tak perlu sibuk berupaya sendirian tuk mengajakku maju ke depan.

Kita, nantinya, dipersatukan bukan untuk selalu berharap diberikan petunjuk agar tak tersesat.

Bukan itu.

Kita, justru akan bersatu karena mau mencari jalan bersama, dan menyusurinya hingga selesai.

Aku tidak akan bertahan untuk dia yang hanya sibuk mengukur seberapa keras aku mengupayakannya.

Aku juga takkan mau bertahan untuk dia yang sibuk mengupayakanku tapi tak memberiku ruang untuk berupaya bersama.

Dulu, pernah kutemukan, bahkan tak sekali dua kali, orang-orang yang sibuk berharap diupayakan takkan punya tekad berjuang dalam memertahankan.

Sedangkan mereka yang hanya ingin mengupayakan, cenderung sibuk mengatur sendiri, bukan membangun bersama.

Apalah artinya dipersatukan bila kita masih saja berjalan dan berharap masing-masing, kan?
Nantinya, percayalah, kita akan bertemu karena mau sama-sama berupaya.

Ingat ini dengan baik,  dan sampai bertemu untuk membangun rumah bersama, wahai kamu yang masih menempuh perjalanan.

Komentar

  1. (((Dulu, pernah kutemukan, bahkan tak sekali dua kali...)))

    Bukannya lebih dari itu yaa mak? HAHAHA

    Btw. itu kamu yang sedang menempuh perjalanan lama banget nyampenya? kena macet po? haha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

We Have "Luar Binasa" Behind The "Luar Biasa"

K ita mungkin tidak asing dengan istilah ‘luar biasa’. Luar biasa adalah ungkapan ketika kita takjub melihat sesuatu, baik ciptaan Allah, maupun ciptaan manusia. Kata ‘luar biasa’ sering diplesetkan dengan ‘luar binasa’. Nah, mari kita belajar dari ‘luar binasa’. Tanpa kita sadari, istilah ‘luar binasa’ bisa kita jadikan sebagai suatu hal yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani segala macam tantangan hidup. Mengapa demikian? Kata binasa sendiri mempunyai arti hilang, mati atau gugur. Mungkin memang tidak ada kedekatan arti antara ‘biasa’ dan ‘binasa’ meskipun mereka mempunyai struktur kata yang mirip jika diucapkan. Orang mengucapkan kata ‘luar biasa’ saat takjub mungkin karena hal yang menakjubkan tersebut memang keluar dari hal yang biasa dilihat. Misalkan ketika melihat seorang perempuan yang cantik, para pria tidak jarang berkata, “cantiknya luar biasa”. Kita tentu masih begitu ingat dengan kehebatan para pelajar SMK yang berhasil membuat sebua...

I'm Back!

Shock berat pas ngecek tanggal tulisan terakhir di blog. 19 Juli 2018. Udah hampir 2 tahun. Gimana saya bisa selama ini ninggalin blog? Salah satunya ya karena..., lupa bayar domain dan nggak tahu cara balikinnya. LOL~ Baiklah, ini konyol tapi ya sudah. Begitulah kenyataannya. 😴 Apa kabar kalian? Semoga baik, ya. Tetep betah di rumah karena sekarang masih bahaya corona. Ya ya, pasti kalian bosen denger nama penyakit itu. But , kita memang harus lawan. Lantas, bagaimana kabar saya? Hmmm, saya baik dan sudah setahun lebih menikah. Hehehe~ Yup, 10 Februari 2019 saya menikah dengan lelaki yang saya cintai, Ahmad Zaini Aziz. Apakah pernikahan selalu menyenangkan seperti yang saya bayangkan? Sejujurnya, saya sih nggak pernah membayangkan bahwa menikah itu akan selalu menyenangkan. Saya sangat paham bahwa menikah itu soal ibadah dan belajar yang akan bikin kita bahagia. Bukan sekadar senang. Bahagia itu, ya, ternyata bukan hanya soal kumpulan hal menyenangkan. Ketika...

Ternyata Hidup Itu Bukan Puzzle, Tapi Hidup Butuh Banyak Puzzle

Selama ini saya mengira bahwa hidup itu ibarat sebuah puzzle yang harus dirangkai bagian-bagiannya. Pemahaman itu jadi berubah ketika hari ini saya mendengarkan materi tentang transformasi diri. Ternyata, ada banyak puzzle yang harus dirangkai selama hidup berjalan. Bisa jadi kita punya enam puzzle , dan semuanya harua dirangkai perlahan tanpa ada yang bolong. Sepanjang mendengarkan materi, sejujurnya saya sambil merefleksi diri. Bertanya lagi, sebetulnya lingkaran suksea yang mau diraih itu apa, sih? Kenapa itu penting bagi saya? Apa dampak yang ingin saya bagikan pada orang lain dan terasa juga untuk diri saya? Pertanyaan-pertanyaan itu jadi membawa saya untuk menyusun dan mengukur lagi deep structure dan surface structure . Ini bukan soal seberapa saya mau menggapainya, tapi justru menentukan sejauh apa saya mau berupaya mengumpulkan satu persatu bagian yang harus dijalani sampai menemukan hasil. Jika bagian-bagian dari surface dan deep structure masih belum terlengkapi, menurut ...