Di dunia yang riuh ini, ada saja manusia yang justru merasa butuh menepi sejenak. Bisa dibilang menyendiri. Dulu, orang-orang yang menyendiri ini selalu dianggap aneh. Un-social.
Namun, hari ini, kita semua makin sadar bahwa 'kekosongan' itu perlu dipelihara. Mengosongkan diri dari hiruk-pikuk sekitar, termasuk keriuhan dunia, lalu menyelami diri sendiri. Dalam fase menyendiri atau mengosongkan diri, tanpa kita sadari, sebetulnya kita justru sering diingatkan tak ada yang betul-betul kosong dan kita hadapi sendiri.
Perlu sekat jelas tentang hal ini. Menepi dari keramaian, tapi memastikan bahwa relung-relung diri justru makin terisi dengan 'suaraNya'. Makin banyak yang kembali diserahkan, makin lapang pula diri dari kekecewaan.
Sejatinya, manusia yang sedang menyingkirkan diri memang rata-rata malah untuk menyiptakan waktu berkualitas bagi jiwa dan Tuhannya. Ibaratnya, bila kita ingin punya waktu ngobrol lebih banyak dengan si A, maka waktu bersama si B dan lainnya akan berkurang.
Begitu pula dengan kita pada Tuhan. Memelihara kekosongan sebenarnya bukan cuma menepi dari semua orang, tapi, mari lengkapi dengan menguatkan 'obrolan' denganNya.
Komentar
Posting Komentar